Kontribusi Pemuda Dalam Peningkatan Hubungan Bilateral – BaKTINews

Oleh Rio Afifuddin

Artikel ini diterbitkan dalam BaKTINews edisi 153 Oktober-November 2018.

Hubungan dua negara Indonesia dan Australia telah berlangsung sejak abad ke-18, bahkan sebelum ditemukannya benua Australia oleh pelaut dari Eropa. Kontak dagang telah dikembangkan antara masyarakat indigenous di daratan Australia bagian Utara dengan pelaut Makassar, terutama pada komoditas teripang, yaitu sejenis timun laut yang pada kala itu dianggap sebagai salah satu komoditas unggulan.

Setelah pendudukan imigran dari Eropa menjadi sebuah negara persemakmuran yang berdaulat, hubungan Australia dan Indonesia semakin kuat, dan secara resmi dikukuhkan setelah Australia mengakui secara resmi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949. Hari ini, hubungan kedua negara semakin tumbuh dan kuat, meliputi kerjasama di berbagai sektor, mulai dari keamanan, perdagangan, budaya, pembangunan manusia, ekonomi, lingkungan, dan lain-lain.

Abad ke-21 membuka serangkaian peluang dan tantangan bagi hubungan bilateral negara Indonesia dan Australia. Kedua negara akan mengembangkan dan menerapkan pendekatan baru yang lebih strategis untuk merangkul peluang dan menghadapi tantangan abad modern hari ini. Kaum pemuda di kedua negara, sebagai contoh, berkat semakin luas dan cepatnya perkembangan dan pertukaran informasi, maka semakin ingin mengetahui dan ingin terlibat dalam prospek dan peluang dalam peningkatan hubungan bilateral kedua negara kedepannya. Banyak inisiatif semakin diretas oleh kedua negara agar generasi baru tidak hanya lebih banyak mengetahui, tetapi juga secara aktif memberikan kontribusi pada diskusi bilateral dan menyampaikan ide-ide baru untuk meningkatkan hubungan kedua negara.

CAUSINDY atau Konferensi Pemuda Australia-Indonesia adalah organisasi pemuda yang didirikan dengan tujuan menyediakan platform bagi pemimpin muda dari Australia dan Indonesia untuk menguatkan potensi kedepan dari hubungan bilateral kedua negara. CAUSINDY digerakkan oleh sekelompok relawan pemuda di kedua negara untuk menggelar konferensi tahunan yang diadakan secara bergantian di kota yang berbeda di Australia dan Indonesia setiap tahunnya. Event konferensi ini adalah acara utama dari CAUSINDY, yang mana merupakan sebuah program empat hari yang menyatukan 30 pemimpin muda kedua negara. Para peserta tersebut, yang disebut sebagai delegasi, dipilih berdasarkan seleksi oleh tim CAUSINDY, yang mana merupakan pemimpin dan profesional muda dari berbagai bidang; ekonomi dan bisnis, pejabat pemerintah, akademisi, LSM, dan perusahaan sosial.

CAUSINDY tahun ini adalah event konferensi tahun keenam, yang digelar di Makassar, sebuah kota yang merupakan pusat pertumbuhan baru di Provinsi Sulawesi Selatan dan dikenal sebagai gerbang depan dari Kawasan Timur Indonesia. CAUSINDY tahun ini mengambil tema bertajuk ‘Connected by Sea’ atau Terhubung Oleh Lautan. Dengan tema tersebut, CAUSINDY bermaksud untuk menyoroti dan mengeksplorasi pendekatan inovatif dan kreatif untuk mempertajam hubungan bilateral kedua negara dalam lingkup maritim. Berkaitan dengan tersebut, Makassar menjadi tempat pelaksanaan yang sesuai, sebagai salah satu kota pelabuhan di Indonesia yang masih berkembang. Konferensi ini digelar pada tanggal 5-8 September 2018 di Hotel Melia, Makassar.

Dalam durasi selama empat hari tersebut, CAUSINDY soroti tiga garis besar utama. Yang pertama Diskusi Panel, yaitu diskusi yang digelar dengan mengundang narasumber utama dari empat sektor utama yang disoroti oleh CAUSINDY tahun ini. Keempat sektor tersebut adalah Politik, Bisnis dan Perdagangan, Keamanan Regional, dan Pelestarian Kawasan Pesisir dan Lingkungan. Dalam diskusi panel ini, 30 delegasi diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan narasumber yang merupakan experts dan leaders di keempat sektor tersebut.

Diskusi Panel Sektor Politik

Panel politik mengulas perkembangan politik domestik Australia dan Indonesia yang memberikan pengaruh kepada kebijakan luar negeri kedua negara dan hubungan bilateral kedua negara. Melihat perkembangan pada pemilihan umum yang akan digelar setahun kedepan, panel ini mengeksplorasi arah dari hubungan politik kedua negara kedepannya. Melalui diskusi dengan ahli politik dan kebijakan, Ima Abdulrahim, Direktur Eksekutif The Habibie Centre, dan Ian Wilson, akademisi dan peneliti dari Murdoch University dan dimoderatori oleh Uni Lubis, jurnalis senior dan Editor-in-Chief IDN Times, para delegasi didorong untuk mengajukan pertanyaan mendalam yang tidak lumrah ditanyakan dalam sesi diskusi politik kebanyakan.

Diskusi Panel Bisnis dan Perdagangan

CAUSINDY tahun ini diselenggarakan pada masa IA-CEPA (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement) berproses untuk ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Scott Morrison. Untuk itu, Panel Bisnis dan Dagang tahun ini menyoroti dampak positif kedepan dari IA-CEPA bagi peningkatan kerjasama ekonomi dan dagang kedua negara. Panel sektor ini dibawakan oleh Julian Smith dari PwC Indonesia Advisory, Vonnie Opier dari ERP Oracle dari Cloud Project dibawah Kalla Group, dan Noke Kiroyan, Chairman dan Chief Consultant Kiroyan Partners.

Diskusi Panel Keamanan Regional

Dalam sesi yang menggabungkan wawasan akademis daripada para ahli dan peluang berkolaborasi, Sesi Keamanan Regional mengulas tantangan keamanan yang dihadapi oleh Indonesia dan Australia, serta peluang bagi kedua negara dalam menanggapi tantangan tersebut. Pertanyaan utama pada sesi ini, yang mana dibawakan oleh Dr. Greg Rahmond dari Strategic and Defence Studies Centre, Australian National University; Prof. Philips Vermonte, Eksekutif Direktur Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan dipandu oleh Natalie Sambi, Research Fellow Perth USAsia Centre adalah mengapa sektor maritim sangat penting bagi keamanan nasional kedua negara, dan dalam hal apa ancaman non-tradisional mempengaruhi keamanan Australia dan Indonesia.

Diskusi Panel Pelestarian Kawasan Pesisir dan Lingkungan

Sebagai tema tahun ini, maka sesi panel ini merupakan salah satu sektor terpenting yang disoroti oleh CAUSINDY. Mayoritas populasi kedua negara bermukim di sepanjang wilayah pesisir, berfungsi sebagai tujuan wisata dan merupakan sumber penting ekonomi dan sosial bagi jutaan orang. Namun demikian, Kawasan pesisir juga merupakan Kawasan yang palingrentan dalam pencemaran lingkungan. Ancaman perubahan iklim, kerusakan ekosistem laut, dan maraknya penangkapan ikan berlebihan dan metode penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan berkontribusi pada ancaman pada ketahanan pangan jutaan rakyat. Panel Lingkungan, yang dibawakan oleh Prof. Jamaluddin Jompa dari Universitas Hasanuddin, Rili Djohani, Direktur Eksekutif Coral Triangle Centre (CTC), dan Simon Baldwin dari SecondMuse Indonesia, mengeksplorasi ancaman lingkungan yang dihadapi kedua negara saat ini, serta peluang untuk menanggapi ancaman tersebut melalui kolaborasi yang aplikatif dan berkelanjutan.

CAUSINDY Review

CAUSINDY Review adalah serangkaian sesi yang ditujukan bagi para delegasi untuk meretas ide, pikiran, analisis dan pengalaman mereka ke dalam aksi nyata. Dengan berkolaborasi menghasilkan proyek konkret yang dapat menguatkan prospek kedepan hubungan kedua negara. 31 delegasi dibagi ke dalam lima kelompok dan dipandu oleh mentor yang berpengalaman, mulai dari sesi brainstorming hingga finalisasi dari proyek mereka. Pada sesi terakhir di hari terakhir rangkaian konferensi, setiap kelompok akan mempresentasikan proyek mereka ke segenap delegasi, tim panitia CAUSINDY dan panel dari kelima mentor, yang akan memberikan feedback mereka serta menanyakan pertanyaan lanjutan mengenai proyek masing-masing.

Social and Networking Events

Social dan networking events memberikan peluang besar bagi para delegasi untuk saling berkenalan dan berinteraksi, dan membangun diskusi informal dengan team CAUSINDY, pembicara dan narasumber diskusi panel, mentor, dan mitra lainnya. Tahun ini, event sosial dan berjejaring diselenggarakan dengan melakukan tur ke Benteng Rotterdam dan Pantai Losari, sebuah sesi makan malam dengan Walikota Makassar dan penyampaian keynote speech oleh Bernadus Djonoputro dari Deloitte Indonesia, sesi makan malam dengan Konsul Jenderal Australia di Makassar, dan Gala Dinner pada malam terakhir konferensi. Selain itu, CAUSINDY tahun ini juga menggelar program EFL atau Engaging Future Leaders, yang mengundang partisipasi siswa-siswi dari berbagai sekolah di Makassar untuk melakukan program pertukaran bahasa selama sehari bersama 31 delegasi CAUSINDY. EFL tahun ini meningkatian kepercayaan diri para siswa-siswi sekolah di Makassar untuk berbahasa Inggris, serta dengan ceria mendorong kreativitas, keingintahuan, dan pengetahuan mereka mengenai Australia, serta membangun pertukaran budaya antara warga Indonesia dan Australia.

CAUSINDY berakhir pada hari Sabtu, 8 September 2018 dengan makan siang terakhir. Empat hari penyelenggaran konferensi ini telah meninggalkan kesan yang besar bagi seluruh pihak yang berpartisipasi: team CAUSINDY, 31 delegasi Indonesia dan Australia untuk konferensi tahun ini, kelima mentor, narasumber diskusi panel, dan para mitra. Sebagai penutup, CAUSINDY menjadi sebuah podium besar bagi pemimpin muda kedua negara untuk berbagi ideide inovatif, mengeksplorasi kreativitas dan analisis untuk membangun, berkontribusi, dan memastikan keberlanjutan hubungan bilateral Australia dan Indonesia.